KEHENDAK ALLAH TERHADAP HIDAYAH DAN KESESATAN
*••• ═════ ༻ ﷽ ༺ ═════•••*
*KEHENDAK ALLAH TERHADAP HIDAYAH DAN KESESATAN*
*KEHENDAK ALLAH TERHADAP HIDAYAH DAN KESESATAN*
| *Oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan , M.A حفظه الله تعالى*
Allah memberikan hidayah bagi siapa saja yang Dia
kehendaki, memberikan perlindungan dan juga keselamatan sebagai suatu
karunia dan menyesatkan siapa yang dikehendaki oleh Allah dan
menghinakannya, memberikan cobaan sebagai bentuk keadilan bagi Allah.
Semua makhluk senantiasa berada pada masyi’ah Allah.
Allah Maha Tinggi, Maha Suci dari lawan-lawan dan
tandingan-tandinganNya. Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah,
tidak ada yang menunda keputusan Allah, tidak ada yang dapat mengalahkan
perintahNya, kita semua mengimani semua hal itu dan kita juga meyakini
bahwa segalanya dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Pembahasan ini berkaitan dengan salah satu prinsip ahlussunnah wal jama’ah yang berkaitan dengan takdir. Aqidah ahlussunnah
wal jama’ah meyakini bahwa petunjuk dan kesesatan, itu semua dengan
izin dan kehendak Allah. Tidak ada yang mewajibkan hal itu atas diri
Allah. Semua itu dengan izin dan kehendak Allah. Hidayah ditangan Allah,
kesesatan dengan izin Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala yang memberikan hidayah kepada
yang dikehendakiNya. Siapa yang diberikan hidayah oleh Allah, maka tidak
akan ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan
oleh Allah, maka tentu tidak ada yang akan bisa memberikan hidayah
kepadanya. Semua itu perbuatan Allah subhanahu wa ta’ala. Ini adalah
bantahan kepada sekte Mu’tazilah yang mewajibkan sesuatu yang terbaik
bagi seorang hamba atas Allah. Jadi Allah wajib memberikan yang terbaik
untuk hambanya.
Barang siapa yang mendapatkan hidayah, sungguh telah
bahagia. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah sungguh telah
sengsara. Itu semua dengan izin Allah. Akan tetapi semua itu dengan izin
Allah subhanahu wa ta’ala. Petunjuk adalah bentuk dari karunia
Allah subhanahu wa ta’ala, adapun kesesatan merupakan keadilan Allah.
Allah tidak mendzalimi hambaNya.
Merupakan ketentuan Allah subhanahu wa ta’ala bahwa
sebab-sebab mendapatkan hidayah telah dijelaskan dan sebab-sebab
kesesatan pun telah dijelaskan. Kemudian Allah memberikan kepada
hambaNya pilihan dan kehendak. Tapi semua dibawah kekuasaan dan kehendak
Allah. Dan bila mereka mengikuti jalan kebaikan, maka Allah akan
mudahkan jalan petunjuk baginya. Tapi bila dia mengikuti jalan
kejahatan, maka kesesatan yang akan menimpa dia. Semua hal itu sesuai
dengan prilaku dan perbuatan seorang hamba. Maka Allah subhanahu wa
ta’ala memudahkan bagi dia kepada sesuatu yang merupakan pilihan dia.
Tapi semua itu terjadi atas izin Allah subhanahu wa ta’ala.
*KENAPA ALLAH SESATKAN DIA?*
Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan:
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨﴾
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Asy-Syams[91]: 8)
Kemudian kita diberi pilihan. Maka Allah tidak dzalim. Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan didalam Al-Qur’an:
…فَيُضِلُّ اللَّـهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٤﴾
“...Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan
memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang
Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ibrahim[14]: 4)
Akan tetapi sebagaimana yang telah kita jelaskan tadi, kita
memiliki pilihan, ikhtiar. Maka tempuhlan jalan-jalan hidayah itu.
Tinggalkan jalan-jalan kesesatan. Dengan seperti itu tentu seseorang
akan sampai kepada tujuan yaitu petunjuk tersebut. Memohonlah kepada
Allah. Bila terbuka pintu kebaikan, ikuti. Bila terbuka pintu kejahatan,
jauhi.
Semua makhluk selalu berada didalam lingkaran kehendak
Allah subhanahu wa ta’ala. Baik antara karunia dan keadilan. Artinya
ketika dia mendapatkan kebaikan semata-mata karunia dari Allah, dia
mendapatkan kejelekan, semata-mata keadilan Allah subhanahu wa ta’ala.
*••• ═══════ ༻༺ ═══════ •••*
Komentar
Posting Komentar