Menutup Aib Orang Lain?
ALLAH MENUTUPI AIB HAMBANYA
Setiap manusia mempunyai dosa, kesalahan dan aib. Dan bagi mereka yang memiliki rasa malu dan takut, pasti tidak ingin hal tersebut diketahui oleh orang lain.
Barangsiapa yang ingin aib dan dosanya ditutupi oleh Allah Ta'ala, maka hendaknya dia pun tidak sembarangan membongkar aib dan kesalahan dari orang lain.
Dan apabila itu yang dilakukan, maka mereka pun akan mendapatkan berita gembira, yaitu Allah akan menutupi aibnya dan dosanya di dunia dan di akhirat kelak.
"Sesungguhnya (di hari penghisaban nanti) Allah akan mendekatkan seorang mukmin, lalu Allah "Meletakkan Tabir" dan "Menutupi" si mukmin (sehingga penghisabannya pun "Tersembunyi" dari orang-orang yang hadir di Mahsyar). Allah berfirman : "Apakah engkau mengetahui dosa ini (yang pernah engkau lakukan) ? Apakah engkau tahu dosa itu (yang pernah engkau kerjakan) ?" Si mukmin menjawab : "Iya, hamba tahu wahai Rabbku (itu adalah dosa-dosa yang pernah hamba lakukan)".
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Setiap manusia mempunyai dosa, kesalahan dan aib. Dan bagi mereka yang memiliki rasa malu dan takut, pasti tidak ingin hal tersebut diketahui oleh orang lain.
Barangsiapa yang ingin aib dan dosanya ditutupi oleh Allah Ta'ala, maka hendaknya dia pun tidak sembarangan membongkar aib dan kesalahan dari orang lain.
Dan apabila itu yang dilakukan, maka mereka pun akan mendapatkan berita gembira, yaitu Allah akan menutupi aibnya dan dosanya di dunia dan di akhirat kelak.
Rasulullah ﷺ telah bersabda :
"Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat" (HR. Muslim no. 2699, hadits dari Abu Hurairah)
Hingga ketika si mukmin tersebut telah mengakui dosa-dosanya, dan dia pun memandang dirinya akan binasa karena dosa-dosa itu, maka Allah pun memberi kabar gembira kepadanya : "Ketika di dunia Aku telah menutupi dosa-dosamu ini, dan hari ini Aku telah ampuni dosa-dosamu". Kemudian diberikan kepadanya catatan dari amal kebaikannya..." (HR. Bukhari no. 2441 dan Muslim no. 2768, hadits dari Abdullah binUmar)
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Komentar
Posting Komentar